
Cerpen "ANAKKU SAYANG ANAKKU TERBUANG"
ANAKKU SAYANG ANAKKU TERBUANG
Ica seorang anak kecil yang dari umur 5bln sudah di titipkan di kampung bersama nenek dan kakek nya, sementara ibu dan ayah nya tinggal di kota
Di rumah itu tinggal nenek, kakek, paman dan bibi Ica yang masih duduk d bangku SMA
Ica di titipkan dengan alasan ibu dan bapak nya bekerja
Suatu hari,, Ica membuka pembicaraan dengan kake nya
"Ica mau sekolah pa aki"
Pa aki adalah panggilan Ica pada kakek nya
"neng Ica belum boleh sekolah,,kan baru 5 tahun nanti kalau sudah umur nya 7 (menunjukan jari nya) baru boleh sekolah"
"Tapi Ica mau sekolah" (merengek sambil menangis)
Kakek nya pun akhirnya mengalah karena Ica tidak berhenti merengek
"Iya… iya.. besok kita daftar ya.."
…….
"Mak neng Ica teh bilang mau sekolah" kake membuka pembicaraan dengan emak, istri nya
"Tapi kan belum cukup umur atuh Ki" kata si emak sambil duduk menghadap tungku
"Kasian atu Mak daripada tiap hari ikut ke kebun tiap hari badan nya bentol-bentol di gigit nyamuk dan semut"
" Iya juga ya Ki,, tapi…." Si emak masih bingung
"Tenang Mak nanti aku yang bicara pada ibu Bpk neng Ica"
"terserah aki aja kalau begitu mah"
……..
Keesokan hari nya aki dan Ica pun pergi mendaptar k sekolah Dasar
Ica pun akhirnya di terima di sekolah Dasar Negeri dengan catatan harus membuat akta lahir dengan usia yang ideal masuk SD
Karena kebetulan adik pa aki yang bekerja di Dinas kependudukkan akhirnya Ica pun bisa mendapatkan akta tersebut
Hari- hari Ica kini mulai di sibukan dengan sekolah nya
Ica sangat senang karna bisa sekolah bersama saudara-saudara nya tiap pagi Ica selalu d bekali nasi yang d masak emak pagi-pagi walau hanya dengan garam saja tapai buat Ica itu sudah cukup
"Mak, Ica pergi dulu ya…"
Pamit Ica pada emak
"Eeh Eeh neng Ica belum sarapan,, sarapan dulu atuh nanti sakit perut kalau tidak sarapan,, emak bungkusan pake daun pisang ya kan bisa di makan sambil jalan"
" Baik lah Mak, tapi cepat ya… Ica ga mau ketinggalan yang lain" sambil menu juk keluar karna memang sudah di tunggu saudara-saudara nya
"Iya neng, ini emak langsung bungkus"
Jarak dari rumah ke sekolah memang lumayan jauh ada sekitar 3km tapi Ica tak pernah mengeluh atau pun merengek minta di antar. Dia pergi hanya berjalan kaki.
Karna keuangan keluarga yang pas-pasan Ica ke sekolah sambil jualan jambu kebetulan waktu itu sedang musim dan jambu depan rumah emak lebat. Sepulang sekolah Ica bersama paman nya mengambil jambu itu dan d bungkus nya jambu- jambu itu ke dalam kantung kecil untuk di jual besok
" Neng Ica…"
Kata paman nya
"Iya mang" jawab Ica
" Nanti kalau dapat uang dari jualan jambu,jangan lupa mamang beliin jarcok ya" jarcok merek sebuah rokok yang biasa d hisap pamannya,, paman nya memang masih duduk d bangku SMA tapi dia sembunyi-sembunyi merokok dari emak dan pa aki
" Jangan bilang-bilang emak atau pa aki,, awas kalau ngomong" ancam paman nya
"Iya mang"
Jawab Ica sambil menunduk
Meskipun Malu tapi Ica tak peduli ke sekolah sambil julan kadang teman-temannya mengolok-olok nya, dia hanya bisa berurai air mata d pojok kelas
Pernah suatu hari dagangan Ica tidak laku, karena takut pada paman nya Ica pun terpaksa berjualan ke SD sebelah
Uang hasil jualan,Ica berikan semua pada paman nya dan Ica cukup di beri uang 100 rupiah untuk bekal mengaji walau sebelum mengaji Ica harus mencuci piring dulu ke pemandian umum karna d rumah emak belum punya kamar mandi atau menanak nasi di tungku
Kadang Ica melakukan nya dengan berurai air mata,, emak dan pa aki tentu saja tidak mengetahui nya karna mereka sibuk di kebun
Sementara Ica bersama paman dan bibi nya tinggal di rumah selepas sekolah karna mungkin paman dan bibi Ica merasa Ica bukan keluarga inti jadi perlakuan mereka semena-mena pada Ica memperlakukan Ica seperti pembant. Dan Ica tentu tidak bisa berbuat apa-apa
Emak dan pa aki tidak tau kalau Ica yang mengerjakan tugas-tugas rumah
Emak dan pa aki pun tidak tau kalau Ica makan makanan sisa paman dan bibi nya kadang Ica hanya d sisakan kepala ikan asin saja untuk makan
Ica pun hanya bisa menangis dan berangan-angan tinggal bersama orangtua nya mungkin dia tidak akan di perlakukan seperti pembantu oleh paman dan bibi nya
……
Enam tahun berlalu
Ica sangat senang hari itu di sekolah Ica ada acara pembagian rapot. Di sekolah Ica setiap pembagian rapot pasti d adakan acara pentas seni dimana setiap kelas mengirimkan perwakilan nya untuk unjuk kebolehan.
Hari dimana semua siswa berlomba-lomba ingin menampilkan kemampuan terbaiknya. Ica hanya yg sedang melamun terkaget-kaget setelah gurunya bertanya agak keras
"Ica…!"
"Iiiya Bu"
"Ko melamun?"
"Eenggaaa Bu"
"Kamu nanti tari lagu cindai dengan Bisa dan Nana, bisa?"
Tidak bersemangat Ica pun mengangguk
"Bisa Bu"
"Ok anak2 mulai besok kita latihan sepulang sekolah"
"Iya Bu…."
Dengan senang anak2 menjawab serempak
Ica hanya menghela napas lalu berlalu meninggalkan kerumunan teman-teman nya yang sudah mulai heboh membahas
Bukan Ica tidak senang hanya saja dia tidak begitu semangat karena dia tampil pun tidak ada keuarga yang melihatnya
Sesampai nya di rumah dia berdiam di kamar sambil menngis Ica pun berkata lirih
" Aku ingin tinggal dengan ibu bapak ku"
Libur sekolah tlah tiba, Ica dari semalam merengek pada kake nenek nya minta liburan k kota ke tempat ibu bapak nya, kake pun tidak tega melihat Ica akhirnya Ica pun d antar kake ke kota
Setibanya di kota Ica bingung dengan situasi yang ada
Sepertinya Ica belum terbiasa dengan kehidupan orang tua Ica.
Orang tua Ica tingga di rumah tipe 2x1 dengan 1 kamar, tidak ada halaman luas ataupun pohon-pohon seperti di desa tempat tinggal nya selama ini. Tapi tekad Ica kuat Ica ingin merasakan tinggal dengan orangtuanya
"Neng Ica tidaur nya d luar saja ya " ibu Ica membuka pembicaraan malam itu
" Iya mah"
Jawab Ica
"Pagi-pagi harus bangun belajar beres-beres rumah,nyuci piring" ibu nya berkata lagi
Ica hanya mengangguk.
Kalau masah bersih- bersih rumah atau pekerjaan rumah lain nya Ica bagi sudah tidak asing lagi karna d kampung setiap hari Ica yang mengerjakan pekerjaan rumah, walau nenek dan kakek nya tidak tahu
Ibu Ica sedang menganduk adik Ica, tentu saja Ica senang
Tidak lama kemudian adiknya pun lahir dan Ica tidak kembali lagi ke kampung Ica sejak liburan saat itu di sekolahkan orangtua nya di kota
Sayangnya perlakuan orang tua Ica tidak seperti yang Ica bayangkan selama ini tetap saja seperti ada jarak antara dia dan orangtua nya.
Malam itu tiba-tiba Ica di bangunkan
" Neng Ica…
Neng Ica…
Bangun…"
"Perut mamah sakit, pergi ke rumah sebelah tolong panggilkan bidan, bilang mamah mau melahirkan"
"I iya mah"
" Ica lari ke rumah tetangga"
Akhirnya adik Ica lahir,, semalaman Ica tidak tidur menunggui ibu nya dan pagi hari nya Ica pergi sekolah dan pada saat mulai belajar Ica pun tertidur di kelas sampai pada akhirnya guru Ica menegur sangat keras
"Icaaaaa"
Ica panik tanpa sadar dia terjatuh
"Iiiiya Bu"
"Kamu tidur d kelas ya?"
"Sekarang juga keluarrrr dari kelas saya"
Ica menangis pun menangis dan pulang
Keseharian Ica sejak ada adik nya menjadi lebih sibuk mengerjakan semua pekerjaan rumah belum lagi mengasuh adik nya, ibu Ica lebih senag berkumpul dengan tetangga dan ayah Ica pulang kerja larut malam kadang pulang dalam keadaan mabuk. Ica pun menyesal ingin tinggal dengan orangtua nya,tinggal di kampung kalau tidak ada ada nenek dan kakek Ica jadi bahan bulying paman bibi nya, di suruh ini itu belum di bentak kalau tidak menurut apa mau paman bibinya Ica di usir, sementara di kota tinggal bersama ibu bapak nya juga tidak seperti yang Ica harapkan apalagi sekarang ada adik Ica, Ica di perlakukan seperti pembantu saja
Ica tidak bisa berbuat apa-apa yang dia lakukan hanya menangis meratapi nasib nya.
Ayah Ica yang hanya seorang supir d sebuah perusahaan sudah berlagak seperti bos saja pergi pagi dan pulang pagi lagi itu pun kadang dalam keadaan mabuk dan belakangan ketahuan sering main perempuan
Setiap jam 2 atau 3 malam hari Ica d bangunkan mama nya untuk pergi ke cafe d mana bapak nya berkumpul bersama teman-teman nya,, kebetulan cafe itu tidak jauh dari rumah Ica
"Ica...Ica…. Bangun"
Teriak ibu Ica
Sambil mengucek mata Ica menjawab
"Iya mah…"
" Susul bapak mu d cafe biasa,suruh pulang!"
Antara takut Karena sudah malam dan takut dimarahi bapak nya. Ica pun bangkit dari kasur lusuh nya
Tiba di cafe…
"Assalamualaikum…"
" Ada bapak?"
Tanya Ica pada sekumpulan bapak-bapak yang sedang main kartu sambil minum-minum
"Tuh disana"
Sambil menunjuk pada sebuah kamar
Ica dengan gemetar berjalan ragu menuju kamar yang di tunjuk bapak bertubuh kekar tadi
Sambil membuka pintu perlahan Ica memanggil bapak nya
"Assalamualaikum…"
"Pa…"
"Pa…"
Ica resentak kaget ternyata bapak nya sedang dengan perempuan lain
Dan sepertinya bapak nya pun kaget dan berteriak pada Ica
" Mau apa ke sini!"
" Maaaaf pa Ica di suruh mama, bapak harus pulang kata mama"
Sambil menahan tangis Ica menjawab
" Iya nanti bapak pulang"
" Sana kamu pulang duluan,awas ya kalau bilang sama mama mu bapak ada di kamar dengan cewe" ancamnya
"Iiiya pa…"
Jawab Ica sambil berurai air mata
Tanpa melihat kanan kiri,Ica pun berlari menuju rumah nya,
Dan sebentar menangis d belokan dekat rumah nya Ica pun cepat-cepat menghapus air mata nya karena dia takut ketauan mama nya
"Mana bapak mu?"
Mama nya menyambut Ica di balik pintu
"Di bekang ma…"
Ica langsung masuk kamar
Di kamar dia menangis sejadi-jadinya menutup muka nya dengan bantal karena takut terdengar oleh abapak dan ibu nya
Di luar kamar terdengar suara pertengkaran bapak dan ibu Ica dan entah suara apa yg sengaja dipecahkan
"Mereka ribut besar…" pikir Ica
Karena ribu adik Ica pun menangis dan Ica terpaksa keluar kamar mengambil adik nya sambil memeluk adik nya dan mencoba menidurkan nya lagi
Ica hanya bisa menangis ternyata keputusan nya untuk tinggal bersama orangtua nya bukan lah hal yang tepat, tidak seperti yang Ica bayangkan ternyta tinggal bersama nenek dan kake lebih enak meski sering d bully paman atau bibi tapi setidak nya Ica tidak melihat pertengkaran seperti d rumah bapak ibu nya
Titik jenuh Ica sudah memuncak. Dengan tekad bulat Ica pergi dari rumah menyelinap di kegelapan malam Ica pun berhasil kabur, entah mau kemana. Ica hanya membawa baju dan uang tabungan yang tidak seberapa
Ica berlari menuju jalan raya yang gelap
"Pokonya Ica harus pergi.."
"Ica sudah tidak tahan.."
Ica terus berlari tanpa arah sampai akhirnya sebuah mobil pengangkut sayur yang hendak kepasar berlaju dengan kencang menabrak Ica dari belakang
"Aaaaaaaa" (teriak Ica kencang)
Tubuh mungilnya melayang
Ica yang malang dia terbujur kaku bersimbah darah
"Bangun nak bangun….!!"
Seseorang yg turun dari mobil itu menggoyang-goyangkan tubuh Ica
"Ayo bawa ke Rumahsakit…!!"
" Iya ayo.."
"Anak siapa ini,kenapa dini hari ada di jalan"
"Sebaiknya kita lapor polisi saja" sahut orang yang menyetir"
Di Rumahsakit
"Keluarga korban kecelakaan anak keci" seorang dokter keluar dari ruang UGD
"Saya dok" sahut s supir
" Maaf pak, anak bapak tidak bisa kami tolong karena terlalu banyak darah yang keluar"
"Innalilahi wa innailaihi rojiun"
"Gimana kita menghubungi keluarga nya"
"Anak ini,anak siapa"
"Kita makamkan saja d pemakaman umum desa kita"
Sementara di rumah Ica
Ibu Ica panik mencari-cari kesana-kemari tetapi tidak berhasil menemukan Ica.
"Neng Ica kamu kemana,nak"
"Cepat pulang nak,mamah kangen"
Sambil mengusap air mata mamah Ica berlari ke pintu karena ada suara mengetuk pintu
" Selamat siang Bu"
Sapa bapak polisi yang berdiri di balik pintu yang baaru d buka mamah Ica
"Siang pa"
"Ada perlu apa ya pak"
"Apa betul ibu kehilangan anak"
" Iya pak,anak saya sudah seminggu tidak ada"
"Apa ini anak ibu"
(Menunjukan sebuah foto dari hp nya)
Tiba-tiba mamah ica menjerit dan pingsan
Sekarang dia hanya menyesali apa yang telah dia perbuat pada Ica anaknya
Ica ku sayang Ica ku malang
Dia telah pergi dan hidup harus terus berlanjut
Sejak kepergian Ica mamah Ica sepertinya telah merubah hidupnya
Kini Dia sama seperti ibu rumah tangga yang lain ibu yang mengurus rumah dan anak-anaknya tidak lagi keluar rumah melakukan hal-hal yang tidak perlu,sementara ayah Ica walau belum sepenuhnya berubah setidaknya sekarang ada perhatian untuk keluarga
Semoga Ica bahagia di sana.
………..
Karya : Rika Maesaroh, S.Pd.,Gr.
Pewarta : Firman Fathurahman, S.Pd., Gr.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di SMPN 3 Cisarua Meneladani Akhlak Mulia Rasul.
Sahabat Neluci - Jumat, 19-09-2025. SMP Negeri 3 Cisarua menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan yang bertemakan “Membentuk Karakter Sesuai Tuntunan Nabi Mu
DISEMINASI TMBB & TMKS, PENGISIAN SULINJAR, DAN PENGAKTIFAN 2FA
DISEMINASI TMBB & TMKS, PENGISIAN SULINJAR, DAN PENGAKTIFAN 2FA Cisarua, 16- 09- 25 Sahabat Neluci - SMP Negeri 3 Cisarua kembali bergerak aktif dalam menguatkan literasi, memotr
SMP Negeri 3 Cisarua Jadi Tuan Rumah OJT 2 Koding dan Kecerdasan Artifisial
SMP Negeri 3 Cisarua Jadi Tuan Rumah OJT 2 Koding dan Kecerdasan Artifisial Cisarua, 13 September 2025 – Suasana sejuk di kaki perbukitan Cisarua menjadi saksi terselenggaranya O
Penguatan Kokurikuler dan Penentuan Tema Melalui Kolaborasi Antar Mapel
Penguatan Kokurikuler dan Penentuan Tema Melalui Kolaborasi Antar Mapel Kamis, 11-09-2025 -Sahabat Neluci Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran serta membangun karakte
IN HOUSE TRAINING (IHT) SMPN 3 CISARUA
In House Training (IHT) Pembinaan dari Pengawas Pembina dan Gelar Desiminasi Pembelajaran Mendalam, Kokurikuler, SPAB, dan PBD Cisarua, 9 September 2025 – SMPN 3 Cisarua mengge
Pemanfaatan Lahan Sekolah untuk Budidaya Labu Siam sebagai Program Adiwiyata di SMP Negeri 3 Cisarua
Gambar. Siswa SMP Negeri 3 Cisarua sebagai Duta Lingkungan memanen Labu Siam di Sekolah Sebagai sekolah Adiwiyata yang telah berhasil meraih penghargaan tingkat Kabupaten Bandung Ba
SPMB Tahun 2025
Assalamualaikum wr wbHaloo... Sahabat neluciAyoo kita mendaftar di SMPN 3 Cisarua Tahap 1 (Domisili)Tanggal 19 Juni s/d 25 Juni 2025Dengan Persyaratan1. Kartu Keluarga (Copy)2. KTP Wal
Desiminasi Pencegahan Kekerasan Anak
Desiminasi pencegahan kekerasan di lingkungan sekolah
Sekolah Siaga Kependudukan
SMPN 3 Cisarua mendapatkan penghargaan dari dinas kependudukan kabupaten bandung barat pada tahun 2021
Sekolah Adiwiyata
Sekolah mendapatkan penghargaan adiwyata tingkat kabupaten pada tahun 2021